PROSES KOGNITIF KOMPLEKS
A.
Pemahaman Konseptual
Pemahaman konseptual adalah sebuah
aspek penting dari sebuah pembelajaran (Brophy, 2006; Murphy dan Mason, 2006).
Sebuah tujuan pengajaran yang penting adalah untuk membantu murid memahami
konsep utama dalam sebuah subjek daripada hanya mengingat fakta-fakta
terisolasi. Konsep merupakan pondasi berpikir.
Konsep adalah kategori yang
mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan bentuk-bentuk
yang sama. Konsep adalah elemen kognisi yang membantu kita untuk
menyederhanakan dan merangkum informasi.
Konsep juga membantu proses mengingat
menjadi efisien. Ketika murid mengelompokkan objek untuk membentuk sebuah
konsep, mereka dapat mengingat konsep tersebut, kemudian menyimpan
karakteristik-karakteristik konsep tersebut. Murid-murid membentuk konsep
melalui pengalaman langsung dengan objek dan kejadian dalam dunia mereka.
Guru dapat membimbing murid untuk
mengenali dan membentuk konsep yang efektif dalam beberapa cara sebagai berikut
:
- Mempelajari ciri-ciri dari konsep. Aspek penting dari sebuah konsep adalah mempelajari ciri-ciri, atribut atau karakteristik dari konsep tersebut merupakan elemen-elemen penentu sebuah konsep
- Mendefinisikan konsep dengan jelas dan memberikan contoh secara hati-hati
- Peta konsep. Merupakan gambaran visual mengenai hubungan dan hierarki organisasi sebuah konsep.
- Pengujian hipotesis, yaitu asumsi dan prediksi spesifik yang dapat diuji guna menentukan keakurasian konsep.
- Pencocokan prototipe. Individu memutuskan apakah suatu benda termasuk dalam suatu kategori atau tidak, dengan membandingkannya dengan benda yang paling khas dengan kategori tersebut
B.
Berpikir
Berpikir
adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori.
Ini sering dilakukanuntuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir kritis,
membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Penalaran
(reasoning) adalah pemkiran logis yang menggunakan logika induksi dan
deduksi untuk menghasilkan kesimpulan. Penalaran induktif adalah penalaran dari
hal-hal spesifik ke hal-hal yang bersifat umum, yakni mengambil kesimpulan
(membentuk knsepp) tentang semua anggta kategori berdasarkan observasi dari
beberapa anggota (Markman & Gentner, 2001). ). Misalknya saat murid di
kelas sastra hanya membaca beberapa puisi Emily Dickinson, dan diminta menarik
kesimpulan tentang sifat umum dari puisinya, maka dia diminta menggunakan
penalaran induktif
Penalaran
induktif adalah dasar untuk analogi. Analogi adalah hubungan (korespondensi)
kemiripan dalam beberapa hal diantara hal-hal yang berbeda. Analogi dapat
dipakai untuk meningkatkan pemahaman atas konsep bru dengan membandingkannya
dengan konsep yang sudah dipelajarai. Misalnya, kita buat analogi antara
komputer dan memori manusia. Analogi dapat membantu memecahkan problem,
terutama jika dipersentasikan secara visual
Sebaliknyap
penalran deduktif adalah penaran dari yang bersifat umum ke spesifik. Misalnya
saat anda memecahkan teka-teki, Anda juga menggunakan penalaran deduktif.
Ketika anda mempelajari aturan umum dan kemudian memahami bagaimana aturan itu
berlaku dalam beberapa situasi tetapi tidak untuk situasi yang lain, maka anda
melakukan penalaran deduktif
Pemikiran
kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti.
Salah satu cara yang mendorong murid untuk berpikir kritis adalah dengan
memberikan mereka topik atau artikel kontroversial yang menghadirkan dua sisi
permasalahan untuk didiskusikan. Pemikiran kritis siswa dapat ditingkatkan
ketika siswa menemui argumen dan perdebatan yang berada dalam konflik , yang
dapat memotivasi mereka untuk menyelidiki sebuah topik lebih mendalam dan
berusaha untuk memecahkan sebuah masalah.
Pembuatan
keputusan adalah pemikiran dimana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan
memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan tersebut. Dalam penalaran
deduktif, orang menggunakan kaidah yagn jelas untuk mengambil kesimpulan.
Sebaliknya saat kita membuat keputusan, kaidahnya jarang yang jelas dan kita
mungkin hanya punya pengetahuan terbatas tentang konsekuensi dari keputusan itu
(Gigenrenzer & Selton, 2001; Tversky & Fox, 1995). Selain itu,
informasi penting mungkin tidak tersedia dan kita mungkin tidak bisa mempercayai
semua informasi yang kita punya (Martlin, 2002)
Kreatifitas
merupakan kemampuan untuk berpikir mengenai sesuatu, dalam cara yang baru dan
tidak biasa serta memikirkan solusi-solusi unik terhadap masalah. J.P.Guilford
(1967) membedakan antara pemikiran konvergen , yang menghasilkan satu jawaban
yang benar dan merupakan karakteristik dari jenis pemikiran yang dibutuhkan
saat ujian konvensional dan pemikiran divergen, yang menghasilkan banyak
jawaban atas pertanyaan yang sama dan yang lebih merupakan kreatifitas.
Satu
tujuan pengajaran yang penting adalah mendorong anak menjadi lebih kreatif.
Strategi yang dapat menginspirasi kreatifitas anak-anak, antara lain mendorong
pemikiran kreatif pada tingkat kelompok dan individual, memberi murid
lingkungan yang merangsang kreativitas, tidak mengendalikan murid secara
berlebihan , mendorong motivasi internal, mengembangkan pemikiran yang
fleksibel dan suka bermain-main, serta memperkenalkan murid pada orang-orang
kreatif.
C. Pemecahan Masalah
Pemecahan
masalah melibatkan penemuan sebuah cara yang sesuai untuk mencapai suatu
tujuan. Beberapa usaha dilakukan untuk menerapkan langkah-langkah yang dilalui
individu dalam menemukan pemecahan masalah yang efektif sebagai berikut;
- Temukan dan Susun Masalahnya. Sebelum Anda dapat memecahkan suatu masalah, Anda harus mengenali bahwa masalah tersebut ada.
- Kembangkan Strategi Pemecahan Masalah yang Baik. Beberapa strategi yang baik adalah penetapan subtujuan, menggunakan logaritma dan mengandalkan heuristis. Menentukan subtujuan merupakan proses untuk menetapkan tujuan lanjutan yang lebih kecil yang menetapkan murid dalam posisi yang lebih baik untuk mencapai tujuan atau pemecahan akhir. Logaritma adalah strategi yang menjamin sebuah solusi terhadap suatu masalah. Sedangkan heuritis adalah strategi atau aturan umum yang dapat memberikan solusi pada suatu masalah tapi tidak menjamin keberhasilannya
- Mengevaluasi Solusi-solusi. Kita berfikir bahwa kita telah memecahkan suatu maslah, kita tidak tahu apakah solusi kita efektif atau tidak , kecuali kalau kita mengavaluasinya
- Setiap Saat Memikirkan Kembali serta Mendefinisikan Kembali Masalah dan Solusi. Secara kontinu memikirkan dan mendefinisikan kembali masalah dan solusinya.Orang yang ahli dalam pemecahan masalah akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya di masa lalu dan memberikan kontribusi orisinil.
- Beberapa hambatan umum dalam memecahkan masalah adalah fiksasi dan kurangnya motivasi serta kegigihan dan kurangnya kontrol emosi. Fiksasi merupakan penggunaan sebuah strategi terdahulu dan kegagalan untuk memandang suatu masalah dari perspektif yang baru dan segar. Termasuk di dalamnya mental set.
- Kurangnya motifasi dan kegigihan. Hal yang terpenting bagi para murid adalah untuk termotivasi secara internal, guna menangani masalah dan gigih dalam menemukan suatu pemecahan. Kurangnya kontrol emosi. Emosi dapat memfasilitasi atau membatasi suatu masalah. Individu yang kompeten dalam memecahkan masalah biasanya tidak takut membuat kesalahan.
Satu
cara untuk mempelajari perubahan dari segi perkembangan dalam pemecahan masalah
disebut dengan aturan pendekatan penilaian yang berfokus pada peningkatan
kemampuan anak untuk secara aktiv menggunakan aturan-aturan dalam pemecahan
masalah seiring bertambahnya usia. Semakin bertambah usia sorang anak, maka
pemikiran mereka dalam memcahkan masalah akan semakin baik pula.
Ada
dua metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam kelas untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah, yaitu
pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran
berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menekankan pemecahan
masalah-masalah autentik seperti yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran dimana murid-murid bekerja
secara nyata mengkaji masalah-masalah yang berarti dan menciptakan produk yang
nyata.
D. Transfer
Transfer
terjadi ketika seseorang menerapkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya, pada
pembellajaran atau pemecahan masalah dalam situasi baru.
Ada beberapa jenis transfer, antara
lain;
- Transfer dekat. Transfer pembelajaran ke sebuah situasi yang serupa pembelajaran awal.
- Transfer jauh. Transfer pembelajaran ke situasi yang berbeda jauh dari pembelajaran awal.
- Transfer low-road. Transfer pembelajaran ke situasi lain secara otomatis dan seringkali secara tidak sadar.
- Transfer high-road. Transfer pembelajaran dari satu situasi ke situasi lain yang dilakukan secara sadar dan disertai usaha.
- Transfer forward-reaching. Transfer pembelajaran yang melibatkan pemikiran mengenai bagaimana menerapkan apa yang telah dipelajari ke situasi baru di masa depan
- Transfer backward-reaching. Transfer pembelajaran dengan melihat situasi sebelumnya mengenai informasi yang akan membantu memecahkan maslah sebuah konteks baru.
Komentar
Posting Komentar