Sistem Peredaran Darah
Darah adalah komponen yang sangat
penting bagi makhluk hidup, karena mempunyai peran yang sangat banyak, terutama
dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses metabolisme tubuh. Jika
darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu
pula. Dalam kehidupan sehari-hari, bila kita menyebut darah, hal itu
diidentikkan dengan darah yang berwarna merah. Padahal warna merah pada darah
itu tidak selalu tetap, artinya warna itu bisa berubah-ubah. Terkadang darah
cenderung berwarna merah tua, namun terkadang berwarna merah muda.
Apakah yang menyebabkan warna darah
menjadi demikian? Untuk menjawab pertanyaan itu, coba perhatikan seekor ayam
yang sedang disembelih. Darah yang keluar dari ayam yang sedang disembelih
berwarna merah muda dan cair, tetapi setelah dibiarkan beberapa saat, darah itu
akan berwarna merah tua, dan selanjutnya setelah beberapa lama darah itu akan membeku
dan berwarna merah kehitam-hitaman. Jadi, apa yang menyebabkan darah dapat
berwarna merah tua? Bila kadar oksigen dalam darah tinggi, maka darah akan
berwarna merah muda, sedangkan bila kadar CO2 nya yang tinggi maka darah akan
berwarna merah tua.
Plasma
Darah
Plasma merupakan cairan yang menyertai sel-sel darah. Plasma ini berwarna kekuning-kuningan. Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat. Di antara zat-zat tersebut ada yang masih berguna dan adapula yang tidak berguna. Beberapa zat tersebut antara lain seperti berikut.
1. Zat makanan dan mineral, antara
lain glukosa, gliserin, asam amino, asam lemak, kolesterol, dan garam mineral.
2. Zat hasil produksi dari sel-sel, antara
lain enzim, hormon, dan antibodi.
3.
Protein,
Protein dalam plasma darah terdiri atas:
- Antiheofilik berguna mencegah anemia;
- Tromboplastin berguna dalam proses pembekuan darah;
- Protrombin mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah;
- Fibrinogen mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah;
- Albumin mempunyai peranan penting untuk memelihara tekanan osmotik darah;
- Gammaglobulin berguna dalam senyawa antibodi.
4.
Karbon
dioksida, oksigen, dan nitrogen.
Di
dalam protein darah terdapat cairan bening atau jernih yang disebut serum. Di
dalam serum ini terdapat zat antibodi. Serum bisa diperoleh dari larutan darah
yang diputar dalam alat pemusing atau sentrifuge. Apabila ada benda
asing masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk merespons dengan
cara membinasakan atau mengeluarkan benda asing tersebut. Benda asing tersebut
disebut antigen. Antigen ini akan merangsang pembentukan zat antibodi.
Cara kerja antibodi spesifik untuk zat-zat tertentu, antara lain tampak pada
tabel berikut ini :
No.
|
Jenis
Antibodi
|
Cara
Kerja
|
1
|
Presipitin
|
Mengendapkan
antigen dengan presipitin terbentuk
molekul yang besar antara antigen yang larut dengan antibodi sehingga berubah
menjadi tidak larut dan akan mengendap
|
2
|
Aglutinin
|
Menggumpalkan
antigen. Dengan aglutinasi terbentuk gumpalan- gumpalan yang terdiri atas
struktur besar berupa antigen pada permukaannya, bakteribakteri, atau sel
darah merah.
|
3
|
Antitoksin
|
Menetralkan
racun. Kerja antitoksin, yaitu dengan menutupi tempat- tempat yang toksik
dari agen penyebab penyakit.
|
4
|
Lisin
|
Menguraikan
antigen Lisin mampu langsung menyerang membran sel agen penyakit sehingga
menyebabkan sel tersebut rusak
|
Golongan
Darah
Golongan
darah manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal ini dapat dilihat dari
aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah
seseorang. Penggolongan darah ini pertama kali ditemukan oleh Dr.
Lendsteiner dan Donath. Di dalam darah manusia terdapat aglutinogen (antigen)
pada eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang terdapat di dalam plasma darah.
Penemuan
Karl Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit
seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan (aglutinasi).
Tetapi pada orang lain, campuran itu tidak menyebabkan penggumpalan darah.
Aglutinogen (aglutinin) yang terdapat pada eritrosit orang tertentu dapat
bereaksi dengan zat aglutinin (antibodi) yang terdapat pada serum darah.
Aglutinogen dibedakan menjadi dua yaitu:
Aglutinogen dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Aglutinogen
A : memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin
pada rangka glikoproteinnya.
2.
Aglutinogen
B : memiliki enzim galaktose pada rangka glikoproteinnya.
Aglutinin dibedakan menjadi aglutinin adan b. Darah seseorang memungkinkan dapat mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B saja. Tetapi kemungkinan juga dapat mengandung aglutinogen A dan B. Ada juga yang tidak mengandung aglutinogen sama sekali. Adanya aglutinogen dan aglutinin inilah yang menjadi dasar penggolongan darah manusia berdasarkan sistem ABO. Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai.
No
|
Gol.
Darah
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
|
A
B
AB
O
|
Apabila
di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya
mengandung aglutinin b sehingga dapat dirumuskan (A, b ).
Apabila
di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B, sedangkan dalam
serumnya terdapat aglutinin a sehingga dirumuskan (B, a )
Apabila
di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen A dan B,
sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin, sehingga dapat
dirumuskan (AB,–)
Apabila
di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan dalam
serumnya mengandung aglutinin a dan b sehingga dapat dirumuskan (-, a b ).
|
Transfusi Darah
Pada penelitiannya, Leindsteiner juga menemukan aglutinogen yang terdapat pada darah kera, Maccacus rhesus, sehingga diberi nama aglutinogen rhesus. Dari fakta ini, kemudian golongan darah dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1.
Golongan
darah Rh+, jika di dalam sel darah
seseorang terdapat aglutinogen rhesus.
2.
Golongan
darah Rh–, jika di dalam sel darah
seseorang tidak terdapat aglutinogen rhesus.
Sistem rhesus ini dalam tranfusi
darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh + maka tidak boleh digunakan
sebagai donor untuk golongan darah Rh-,
karena bisa terjadi aglutinasi (penggumpalan).
Pada kasus lain, jika seorang ibu yang memiliki golongan darah Rh– kemudian mengandung bayi dengan
golongan darah Rh+, maka sel darah bayi akan rusak
dan menyebabkan
Tujuan dilakukannya transfusi darah adalah untuk memberikan darah kepada orang yang kekurangan darah, misalnya karena kecelakaan, operasi, proses melahirkan, dan sebagainya. Tentunya ada hal-hal yang harus diperhatikan pada proses transfusi ini, terutama jenis golongan darah. Dalam kasus transfusi darah, golongan darah ini sangat penting sekali diketahui. Jika golongan darah yang ditransfusikan tidak sesuai, terutama protein darahnya, maka sel darah akan digumpalkan atau mengalami aglutinasi (penggumpalan). Apabila hal ini terjadi bisa membahayakan jiwa penerima
transfusi darah.
Orang yang memberikan darahnya disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien. Kemungkinanterjadinya transfusi darah dapat dijelaskan dengan tabel dibawah ini:
Orang yang memberikan darahnya disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien. Kemungkinanterjadinya transfusi darah dapat dijelaskan dengan tabel dibawah ini:
Skema
Transfusi
|
Golongan
Darah Donor
|
||||
A
|
B
|
AB
|
O
|
||
Golongan
Darah
Resipien
|
A
B
AB
O
|
⃝
|
⓿
|
⓿
|
⃝
|
⓿
|
⃝
|
⓿
|
⃝
|
||
⃝
|
⃝
|
⃝
|
⃝
|
||
⓿
|
⓿
|
⓿
|
⃝
|
Ket: ⓿
= Menggumpal
⃝
= Tidak Menggumpal
Dari tabel di atas apabila dipandang dari donornya terlihat bahwa:
1. Golongan darah A dapat menjadi
donor bagi golongan darah A dan AB;
2. Golongan darah B dapat menjadi
donor bagi golongan darah B dan AB;
3. Golongan darah AB dapat menjadi
donor bagi golongan darah AB;
4. Golongan darah O dapat menjadi
donor bagi golongan darah A, B dan AB.
Dalam hal ini golongan darah O disebut sebagai donor universal yaitu donor bagi semua golongan darah.
Dalam hal ini golongan darah O disebut sebagai donor universal yaitu donor bagi semua golongan darah.
Apabila dipandang dari resipiennya terlihat bahwa:
1. Golongan darah A dapat menjadi
resipien dari golongan darah A dan O;
2. Golongan darah B dapat menjadi
resipien dari golongan darah B dan O;
3.
Golongan
darah AB dapat menjadi resipien dari golongan darah A, B, AB dan O, dalam hal
ini golongan darah AB disebut resipien uniersal yaitu resipien dari
semua golongan darah;
4.
Golongan
darah O hanya dapat menjadi resipien dari golongan darah O saja.
Alat-Alat Peredaran Darah
1. Jantung
Struktur Jantung
Jika Anda meraba dada bagian kiri, maka Anda merasakan suatu denyutan. Dari mana asal denyutan itu? Denyutan itu berasal dari kerja jantung. Jantung termasuk salah satu organ vital dalam tubuh kita. Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (toraks), di atas paruparu. Jantung berukuran sebesar kepalan tangan masing-masing orang. Fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Pada manusia, jantung terdiri atas empat ruangan, yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri, dan bilik kanan. Dinding jantung terdiri atas 3 lapisan, antara lain perikardium, miokardium, dan endokardium. Perikardium adalah selaput pembungkus jantung. Perikardium terdiri dari 2 bagian, yaitu sebelah dalam dan luar. Di antara kedua lapisan perikardium di pisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan yang disebabkan oleh gerakan memompa dari jantung itu sendiri. Miokardium adalah otot selaput yang membatasi ruangan jantung.Antara ruangan jantung terdapat klepb (katup) yang berfungsi untuk mengatur aliran darah agar tetap searah. Klep pada ruangan jantung tersebut, antara lain:
a.
Valvula trikuspidalis dan valvula mitral Klep (katup) ini terdapat antara serambi kanan
dan bilik kanan.
b.
Valvula bikuspidalis Letak klep (katup) ini terdapat antara serambi kiri
dan bilik kiri.
c. Valvula
semilunaris Klep
(katup) ini terdapat pada pangkal nadi besar.
Di dalam miokardium ada jalan-jalan penghantaran khusus yang berfungsi menjamin irama dan impuls serta kontraksi otot jantung, yang dikendalikan oleh sistem saraf tak sadar. Sistem saraf yang bekerja pada jantung adalah sebagai berikut.
a. Simpul
Keith – Flack (nodus sino aurikularis), terdapat pada dinding serambi di
antara vena yang masuk ke serambi kanan.
b. Simpul Tawara (nodus
atrioventrikularis), terdapat pada sekat serambin dengan bilik.
c.
Berkas
His, yang terdapat pada sekat antara bilik jantung. Simpul saraf ini
bercabang-cabang ke otot serambi
jantung.
Urutan normal jalannya impuls melalui sistem saraf dimulai dari nodus aurikularis. Karena itu nodus aurikularis disebut sebagai pemacu alami dari jantung. Impuls dari jantung ini kemudian menyebar dari nodus sino aurikularis menuju sistem penghantar khusus dan kemudian sampai ke otot-otot serambi. Impuls ini kemudian sampai ke nodus atriobentrikularis.
Dari nodus atriobentrikularis impuls diteruskan ke berkas His. Berkas His ini bercabang menjadi cabang berkas sebelah kanan dan cabang berkas sebelah kiri, yang menjulur ke bawah pada sisi yang berlawanan dari seka antara bilik. Berkas cabang ini merupakan asal dari suatu jalinan cabang serabut yang kompleks yang disebut dengan sistem Purkinje, yang menyebar ke seluruh permukaan sebelah dalam kedua bilik jantung. Penyebaran impulsm elalui serabut Purkinje ini berjalan cepat sekali.
Dengan adanya sistem saraf di atas akan dapat menghasilkan suatu kontraksi dan kegiatan simultan dari sel-sel miokardium.
Kerja
Jantung
Jantung merupakan organ yang tugasnya sangat berat, karena ia harus bekerja 24 jam setiap hari, yaitu memompa darah. Bahkan, perlu kita ketahui ternyata jantung inilah organ pertama yang mempunyai fungsi sejak janin berusia 2 bulan. Pada janin yang berusia 2 bulan, jantung sudah mulai berdenyut memompa darah. Kerja jantung tidak diperintah otak sadar. Karunia ini harus kita syukuri, yaitu merupakan bukti kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Coba Anda bayangkan jika jantung kita bekerja karena diperintah otak, apa yang akan terjadi?
Jika kerja jantung tidak dipengaruhi otak, lalu siapa yang mengatur denyut jantung? Ternyata kerja denyut jantung diatur oleh arus listrik yang dihasilkannya sendiri. Salah satu faktanya dapat kita lihat pada jantung katak yang tetap berdenyut beberapa menit setelah diambil dari tubuhnya, bahkan masih dapat berdenyut beberapa hari apabila jantung tersebut direndam dengan larutan fisiologis seperti NaCl.
Jantung bekerja dengan melakukan kontraksi otot dengan gerakan mengembang dan mengempis secara bergantian. Denyutan jantung tersebut dapat dirasakan pembuluh nadi pada tubuh kita.
Darah selalu beredar di dalam tubuh. Darah kembali dari paru-paru (pulmonum) lewat pembuluh balik paru-paru (pulmonal) dengan cadangan oksigen yang diperbaharui masuk de dalam serambi kiri jantung. Ketika serambi kiri berkontraksi, maka darah diperas masuk ke dalam bilik melalui katup (klep) mitral. Ketika bilik kiri berkontraksi, maka katup mitral ini menutup dan katup aorta membuka. Darah diperas masuk ke dalam aorta. Kemudian di alirkan ke seluruh pembuluh nadi menuju seluruh tubuh, membagikan oksigen ke jaringan-jaringan. Kemudian darah kembali masuk jantung. Melewati serambi kanan dari pembuluh balik besar, dari bagian bawah tubuh dan dari kepala serta bagian atas tubuh. Darah tersebut di peras masuk ke dalam bilik kanan lewat katup (klep) trikuspidalis. Ketika bilik kanan berkontraksi, maka katup (klep) trikuspi-dalis ini menutup. Darah diperas masuk ke dalam pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis) lewat katup (klep) pulmonalis. Di dalam jaringan paru-paru (alveoli) cadangan oksigen darah diperbaharui kemudian kembali ke serambi kiri melalui pembuluh balik pulmonal. Proses ini diulangi terus menerus dengan frekuensi 75 kali per menit.
Periode dari suatu akhir kontraksi hingga akhir kontraksi berikutnya disebut siklus jantung. Siklus jantung dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
a.
Periode
Relaksasi
Pada saat ini serambi
jantung menguncup dan bilik jantung mengembang maksimal. Darah masuk ke
jantung. Kondisi ini dinamakan diastol.
b.
Periode
Kontraksi
Pada saat ini otot
bilik jantung menguncup. Darah dalam bilik di pompa ke pembuluh nadi paru-paru
atau ke aorta secara bersama. Kondisi ini dinamakan sistol.
Pada pengukuran tekanan darah yang diukur adalah sistol dan diastol ini. Pada seorang dewasa sehat tekanan darahnya 120/80 mm Hg. Artinya adalah tekanan sistol 120 mmHg dan diastol 80 mmHg. Alat untuk mengukur tekanan darah ini disebut dengan tensimeter (sphygmomanometer), seperti terlihat Kasus lain terjadi pada peredaran darah janin (fetus) yang agak berbeda dengan peredaran darah pada orang dewasa seperti pada penjelasan di atas. Hal ini disebabkan bayi belum bernapas dengan paru-paru, sehingga kebutuhan akan O2 dan makanan harus dipenuhi dari ibunya, dengan bantuan plasenta. Darah dari serambi kanan melalui foramen ovale masuk ke serambi kiri. Selanjutnya, darah akan menuju plasenta dengan melalui arteria umbilikalis. Di dalam plasenta, darah akan mengambil O2 dan sari makanan. Dengan melew vena umbilikalis, maka darah akan dibawa kembali ke dalam tubuh bayi.
2. Pembuluh
Darah
Mungkin Anda akan membayangkan bahwa bentuk pembuluh darah seperti selang panjang, yang di dalamnya berisi cairan darah. Melalui pembuluh darah darah mengalir beredar ke seluruh tubuh. Pembuluh darah ini memiliki otot tebal dan elastis. Macam pembuluh darah adalah sebagai berikut.
Pembuluh Nadi/Arteri
Pembuluh ini merupakan pembuluh yang keluar dari jantung. Pembuluh ini memiliki 1 buah katup/klep berbentuk bulan sabit yang disebut valvula semilunaris. Fungsi pembuluh ini adalah untuk menjaga aliran darah tetap searah. Pembuluh ini dibedakan menjadi tiga.
a.
Pembuluh
Nadi Besar.
Pembuluh
nadi besar disebut juga aorta. Pembuluh ini berhubungan langsung dengan
bilik kiri, sehingga membawa darah kaya O2 yang
akan dibawa ke seluruh tubuh, bagian kepala maupun bagian bawah dari organ tubuh.
Pembuluh nadi lain yang berhubungan dengan bilik kanan adalah arteri pulmonales,
yaitu mengangkut darah yang kaya CO2.
Pembuluh ini menghubungkan darah menuju organ paru-paru kiri dan kanan. Gas CO2 di dalam paru-paru akan dilepaskan
dan diganti dengan O2
yang kemudian dibawa
menuju jantung.
b.
Arteri
Pembuluh
arteri merupakan cabang dari aorta.
c.
Ateriola
Pembuluh
ini merupakan cabang arteri yang berhubungan langsung dengan kapiler. Pada
kapiler ini akan terjadi pertukaran gas, kemudian dari kapiler ini darah akan
kembali ke jantung melalui venula dan dibawa ke pembuluh balik (vena).
Pembuluh
Balik/Vena
Pembuluh
balik disebut juga vena, yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari
seluruh tubuh ke jantung. Masuknya darah ke ruangan serambi kanan dari jantung.
Pembuluh ini dibedakan menjadi tiga.
a.
Vena
Cava
Pembuluh
ini mengangkut darah dari bagian atas (kepala) yang disebut vena cava
superior dan dari bagian bawah, misalnya kaki, ginjal, hati, dan lain-lain
yang disebut vena cava inferior.
b.
Vena
Contoh
pembuluh vena, yaitu vena pulmonalis. Pembuluh ini mengangkut darah yang
kaya O2
dari paru-paru
menuju ke serambi kiri.
c.
Venula
Pembuluh
venula merupakan pembuluh balik yang langsung berhubungan dengan kapiler. Pembuluh
nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena) sama-sama mempunyai fungsi yang sama,
yaitu mengalirkan darah ke jantung dan dari jantung. Namun di antara keduanya
memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat terlihat pada tabel di bawah ini.
Macam-Macam Peredaran Darah
Jantung
merupakan organ utama peredaran darah. Darah beredar selalu berada di dalam
pembuluh darah. Peredaran darah seperti ini disebut peredaran darah tertutup. Jika
kita cermati penjelasan tersebut, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa darah
beredar ke seluruh tubuh. Dalam satu kali beredar, darah melewati jantung
sebanyak dua kali. Peredaran darah seperti ini disebut peredaran darah ganda.
Ada dua macam peredaran darah ganda, yaitu sebagai berikut.
a.
Peredaran
darah besar, yaitu
peredaran darah yang membawa darah dari bilik kiri ke seluruh ubuh dan kembali
ke serambi kanan.
b. Peredaran
darah kecil, adalah
peredaran darah yang membawa darah dari bilik kanan menuju paru-paru, kemudian
kembali ke serambi kiri
Komentar
Posting Komentar