Defenisi Sel Ovum
Sel telur (bahasa Inggris: ovum, oocyte, ova) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan dari ovarium pada organisme berjenis kelamin betina. Hewan (termasuk
manusia) dan tumbuhan menghasilkan sel telur. Sel telur pada
tumbuhan terlindung oleh bakal biji (ovulum). Istilah ovulum juga dipakai bagi sel telur hewan
yang masih muda. Pada manusia, sel telur berukuran garis tengah 145 µm. Pada banyak hewan sel telur dapat berbentuk oosit
(oocyte). Sel telur yang dibuahi oleh sel sperma akan membentuk zigot.
Pembentukan
Sel Ovum
Sejak tahap pembentukannya, sel tersebut telah tampak
berbeda dari spermatozoa. Perkembangan dari sel-sel pembentuk ovum (Berawal
dari sel yang secara medis disebut oogenium) telah dimulai sebelum seorang
wanita dilahirkan. Seluruh proses pembelahan dan perkembangan sel-sel pembentuk
ovum hingga menjadi ovum matang yang siap untuk dibuahi dikenal dengan sebutan
oogenesis.
Dimulai saat bulan ke-2 perkembangan embrio dalam
rahim, sel-sel pembentuk ovum telah banyak melakukan pembelahan. Pembelahan
terus berlanjut hingga akhir bulan ke-5 dan didapat sekitar 7 juta sel
pembentuk ovum. Hingga bayi wanita dilahirkan, sebagian besar sel pembentuk
ovum akan mengalami kematian (Atresia) dan hanya sebagian saja yang terus
berkembang dan mengalami pembelahan reduksi kromosom dan DNA (Pembelahan
reduksi disebut dalam istilah medis: meiosis).
Pembelahan meiosis bertujuan agar jumlah kromosom anak
yang dihasilkan bersama-sama dengan spermatozoa sama dengan jumlah kromosom
pada individu normal (Yaitu 46 kromosom yang terdiri atas 44 kromosom tubuh dan
2 kromosom seks). Sesuai dengan yang telah dijelaskan pada bab sistem
reproduksi pria, hal tersebut terkait dengan penyatuan kromosom ovum dengan
kromosom yang dibawa oleh spermatozoa. Tiap-tiap ovum dan spermatozoa membawa
23 kromosom sehingga apabila disatukan membentuk 46 kromosom.
Meskipun fase pembelahan meiosis telah dimulai sebelum
dilahirkan, tetapi fase pembelahan meiosis I tidak akan diselesaikan hingga
masa pubertas. Saat dilahirkan, seluruh sel pembentuk ovum berada pada tahap
profase pembelahan Meiosis I.
Saat pubertas, dengan rangsangan hormon-hormon yang
dihasilkan kelenjar otak, Perkembangan sel pembentuk ovum yang terhenti saat
kelahiran berlanjut hingga pembelahan meiosis I selesai dan pembelahan meiosis
II dimulai.
Akan tetapi, sekali lagi pembelahan meiosis II
terhenti pada tahap diploten dan keseluruhan proses perkembangan ovum baru akan
dilanjutkan dan selesai saat ovum telah dibuahi oleh spermatozoa. Pada tahapan
sebelum dibuahi spermatozoa, ovum telah mengandung 23 kromosom yang terdiri
atas 22 kromosom tubuh dan 1 kromosom seks.
Proses perkembangan ovum dari awal hingga akhir
tersebut membutuhkan waktu sekitar 90 hari. Sama halnya dengan spermatozoa,
kesempurnaan dari setiap prosesnya akan menentukan kesuburan seorang wanita
untuk menghasilkan seorang anak.
Pergerakan Sel Ovum
Sel Ovum
terbentuk di dalam ovarium. Ovarium merupakan organ genital yang berjumlah sepasang dan terletak di kanan
dan kiri dari sistem reproduksi wanita. Ovarium memiliki panjang sekitar 3 cm,
lebar 2 cm, dan tebal 1 cm. Di dalam ovarium tersusun sel pembentuk ovum yang
berkembang untuk melaksanakan fungsi reproduksi. Ketika sebuah ovum berkembang dalam sebuah ovarium, ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang dikenal
dengan nama follikel ovarium.
Pada saat ovum mengalami kematangan, folikel dan
dinding ovarium akan runtuh, membuat ovum dapat berpindah dan memasuki Tuba
Fallopi. Dari sana perjalanan dilanjutkan ke arah rahim, dengan
bantuan pergerakan dari cilia pada bagian
dalam tuba/saluran ini. Perjalanan ini menghabiskan waktu berjam-jam atau
bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi ketika berada di dalam Tuba Fallopi,
maka ia akan menempel secara normal di dalam endometrium ketika mencapai rahim, yang merupakan pertanda
terjadinya kehamilan.
Pembuahan Sel Ovum Dan Penentuan
Jenis Kelamin Bayi
Sperma mengandung material genetik yang disebut
kromosom X atau Y yang menentukan jenis kelamin bayi. Ovum selalu mengandung
kromosom X. Ketika sperma yang mengandung kromosom Y menyatu dengan ovum,
terbentuklah ovum yg telah dibuahi dengan kombinasi kromosom XY dan kita akan
mendapatkan anak lelaki. Dan sebaliknya ketika sperma yang mengandung kromosom
X menyatu dengan ovum menghasilkan ovum yg dibuahi dengan kromosom XX , kita
akan mendapatkan anak perempuan. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa penentuan jenis kelamin ditentukan oleh kormosom X atau perempuan.
Penelitian oleh ahli biologi sel dari Perancis,
menemukan bahwa Ovum Membrane mengandung daya energi. Daya energi pada Ovum
Membrane tidak tetap melainkan berubah-ubah dari positif ke netral lalu ke
negatif di dalam siklus. Ini disebut sebagai Polarity Cycle of the Ovum
Membrane.
Di tahun 1961 ilmuwan telah membuktikan bahwa
sperma yang mengandung kromosom X akan tertarik dengan energi positif dan
kromosom Y akan tertarik dengan energi negatif.
Polarity Cycle atau siklus perubahan pola ini diketahui bisa diprediksi
secara akurat dan terpisah dari siklus menstruasi.
Ketika Ovum Membrane netral, sperma yang
membawa Kromosom X atau Y bisa menyatu dengan ovum dan membuahinya. Di dalam
periode ini kemungkinan untuk mendapatkan anak lelaki atau perempuan adalah
50:50. Ketika Ovum Membrane mengandung daya
positif, ia akan menarik sperma yang membawa kromosom X (karena kromosom X
memiliki daya negatif) dan anak
perempuan akan terbentuk. Ketika Ovum Membrane mengandung daya
negatif, ia akan menarik sperma yang membawa kromosom Y (karena kromosom Y
memiliki daya positif) dan anak lelaki
akan terbentuk.
Komentar
Posting Komentar