Defenisi Sel Sperma
Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa
(berasal dari bahasa Yunani kuno: σπέρμα yang berarti benih, dan ζῷον yang berarti
makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi laki-laki. Sel sperma akan membuahi ovum untuk
membentuk zigot. Zigot
adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio.
Sel sperma
manusia adalah sel sistem reproduksi utama dari laki-laki. Sel sperma pertama
kali diteliti oleh seorang murid dari Antonie van Leeuwenhoek tahun 1677. Panjang sperma
kira-kira seperdua puluh millimeter sehingga tidak bisa dilihat oleh mata
telanjang. Sperma berbentuk seperti kecebong dengan terbagi menjadi 3 bagian
yaitu: kepala, leher dan ekor. Kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti
(nucleus) berukuran 5 µm x 3 µm. Kepala sperma berwarna agak gelap karena
mengandung begitu banyak materi genetik. Bagian leher menghubungkan kepala
dengan bagian tengah. Sedangkan ekor berfungsi untuk bergerak maju, panjang
ekor sekitar ekor sepanjang 50 µm, 10 kali bagian kepala. Tubuh sperma
mengandung komponen sel khusus yang diisebut mitokondria yang merupakan alat
penghasil energi.
Urutan
pertumbuhan sperma (spermatogenesis) adalah sebagai berikut: spermatogonium
(membelah 2), spermatosit pertama (membelah 2), spermatosit kedua (membelah 2),
spermatid dan tumbuh menjadi spermatozoa (sperma).
Pembentukan
Sperma
Sperma
dibuat dalam testis (testikel) dan dikenal sebagai spermatogenesis. Para pria
mulai membuat sperma saat ia pubertas, dibawah pengaruh testosterone dari
testis dan luteinizing hormone (LH) serta follicle-stimulating hormone (FSH)
dari kelenjar pituitary. LH dan FSH bekerja pada testis sama pada ovarium. Di
dalam testis terdapat jaringan saluran yang sangat kecil yang mengandung
sel-sel tempat spermatidis dibuat. Saluran-saluran ini terhubung dengan
delapan saluran yang lebih besar ; ini adalah saluran efferent yang membawa
sperma yang berkembang ke dalam epididimis, tempat sperma menjadi matang dan
memiliki ekor. Sperma bergerak dari epididimis melalui saluran yang disebut vas
deferens sebelum ejakulasi. Dalam perjalanannya sperma bercampur dengan sekresi
dari kelenjar lain untuk membentuk semen. Semen bertindak sebagai kendaraan
bagi sperma untuk membawa mereka mencapai saluran reproduksi wanita. Pada pria
dewasa normal, proses spermatogenesis terus berlangsung sepanjang hidup,
walaupun kualitas dan kuantitasnya makin menurun dengan bertambahnya usia.
Sperma yang
baru terbentuk masuk ke dalam epididimis pada bagian belakang tiap testis,
dimana menjadi matang. Dari epididimis, sperma yang matang berjalan melalui
saluran yang disebut vas deferens, yang mengarah ke vesikel seminal, sebuah
struktur kecil mirip kantung di dekat kandung kemih. Saat seorang pria
ejakulasi, cairan seminal (semen) dikeluarkan dari penis melalui uretra. Hampir
semua pria mengejakulasikan sekitar 3,5 ml atau sekitar dua pertiga sendok the
penuh semen saat bercinta. Tiap mililitar mengandung 20-150 juta sperma yang
sebagian besar bentuknya tidak normal. Hanya sekitar tiga perempat sperma
bersifat motil (bias bergerakk-gerak). Jika ejakulasi sering terjadi, jumlah
sperma menurun dan akan menurunkan fertilitasnya.
Pergerakan
Sperma
Sperma mampu
bergerak 2-3 mm permenit itu bisa berarti 2880-4320 mm (2,88-4,32 meter) per
hari, kecepatan sesungguhnya bervariasi sesuai tingkat keasaman lingkungannya.
Semakin tinggi tingkat keasamannya, semakin pelan pergerakannya. Sekresi vagina
bersifat asam, jadi sperma yang dikeluarkan ke dalam vagina akan bergerak cukup
pelan ampai mencapai lingkungan yang lebih basa pada rongga rahim. Setelah
sukses melampaui kondisi asam vagina yang mengancam, sperma menghadapi
perjalanan yang lebih panjang dan berbahaya sebelum mencapai jalur perjalanan
sel telur di Tuba Fallopi. Dari sekitar 300 juta sperma saat ejakulasi, hanya
beberapa ratus yang akan benar-benar mencapai telur. Kebanyakan akan menetes
keluar dari vagina atau dihancurkan oleh keasaman vagina. Yang lainnya akan
dihancurkan oleh sel pembersih di dalam rahim, memasuki Tuba Fallopi
tetapi meleset dari dari sasaran… (sel telur).
Komposisi
Sperma
Komposisi
kimia sperma adalah sebagai berikut :
Komposisi kimia …………..( Dalam mg/100 ml )
Ammonia ……………………………2
Ascoric Acid ……………………..12,8
Ash …………………………………..9,9 %
Calcium ……………………………25
Carbon Dioxide …………..54 ml/100 ml
Chloride …………………………155
Cholesterol ………………………80
Citric Acid ……………………….376
Creatine …………………………..20
Ergothioneine ………………..Trace
Fructose ………………………..224
Glutathione ………………………30
Glycerylphorylcholine ………54-90
Inositol ……………………………..50,57
Lactic Acid ………………………..35
Magnesium ……………………….14
Nitrogen, nonprotein(total) …913
Phosphorus,acid-soluble …….57
Inorganic ………………………….11
Lipid ………………………………….6
Total (lipid) ………………………112
Phosphorylcholine ………….250-380
Potassium …………………………89
Pyruvic Acid ………………………29
Sodium ……………………………281
Sorbitol ……………………………..10
Vitamin B 12 ……………….300-600 ppg
Sulfur …………………………3 % (of ash)
Urea …………………………………72
Uric Acid ……………………………..6
Zinc ………………………………….14
Copper ………………………0,006-0,024
Komposisi kimia …………..( Dalam mg/100 ml )
Ammonia ……………………………2
Ascoric Acid ……………………..12,8
Ash …………………………………..9,9 %
Calcium ……………………………25
Carbon Dioxide …………..54 ml/100 ml
Chloride …………………………155
Cholesterol ………………………80
Citric Acid ……………………….376
Creatine …………………………..20
Ergothioneine ………………..Trace
Fructose ………………………..224
Glutathione ………………………30
Glycerylphorylcholine ………54-90
Inositol ……………………………..50,57
Lactic Acid ………………………..35
Magnesium ……………………….14
Nitrogen, nonprotein(total) …913
Phosphorus,acid-soluble …….57
Inorganic ………………………….11
Lipid ………………………………….6
Total (lipid) ………………………112
Phosphorylcholine ………….250-380
Potassium …………………………89
Pyruvic Acid ………………………29
Sodium ……………………………281
Sorbitol ……………………………..10
Vitamin B 12 ……………….300-600 ppg
Sulfur …………………………3 % (of ash)
Urea …………………………………72
Uric Acid ……………………………..6
Zinc ………………………………….14
Copper ………………………0,006-0,024
Jenis
Kromosom Pada Sperma
Secara garis besar, sperma mengandung dua kromosom yang berbeda yaitu
kromosom X dan Y. Disebut kromosom X dan Y karena masing-masing bentuknya
menyerupai huruf-huruf tersebut. Karena sel
telur itu mengandung kromosom X ketika bertemu dengan sperma yang berkromosom X akan menghasilkan suatu individu yang mengandung kromosom XX, maka jadilah bayi berkelamin perempuan.
Sedangkan kalau sel telur bertemu sel sperma berkromosom Y akan menghasilkan individu
yang berkromosom XY maka jadilah bayi berkelamin laki-laki. Sekarang diketahui bahwa jenis
kelamin tidak ditentukan oleh sperma dari tubuh pria, akan tetapi sel telur dari wanita yang memiliki peran dalam
proses penentuan jenis kelamin anak.
Berdasarkan perbedaan seks kromosom pada sperma ini kemudian diketahui
sel sperma kromosom X dan sel sperma kromosom Y mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Sel sperma kromosom X bentuknya lebih
besar dan geraknya lebih lambat. Sementara sel sperma kromosom Y bentuknya lebih kecil dan
geraknya lebih cepat. Berdasarkan sifat-sifat sperma inilah sperma dipisahkan.
Apabila pasangan ingin menimang anak perempuan, maka yang diinseminasikan ke
rahim istri adalah sel sperma yang berkromosom X. Begitu juga sebaliknya
Tabel: Gambaran Perbedaan Spermatozoa X dan Y
Karakteristik
|
Sperma X
|
Sperma Y
|
Bentuk
|
Lebih bulat
|
Lebih ramping
|
Ukuran
|
3% lebih gemuk
|
Lebih kurus
|
Gerak
|
Lebih lambat
|
Lebih cepat
|
Umur
|
Lebih lama
|
± 24 jam
|
Ukuran kromosom
|
Lebih besar
|
Lebih kecil
|
Pemisahan Spermatozoa X/Y Untuk Menentukan Jenis
Kelamin Keturunan
Pemisahan kromosom sel sperma X dari Y atau sebaliknya dilakukan dengan cara
yang berbeda. Karena bentuknya lebih besar daripada kromosom Y, untuk
memisahkan sel sperma berkromosom X digunakan semacam saringan. Saringan itu
mengandung pori-pori. Karena kromosom sel sperma kromosom Y lebih kecil dan lebih ringan, sebagian
besar tersangkut di pori-pori dan mati, sementara sel sperma kromosom X yang berukuran
lebih besar dan lebih berat lolos dari saringan. Sperma yang mayoritas mengandung sel sperma berkromosom X inilah
yang diinseminasikan ke rahim istri untuk melahirkan bayi perempuan.
Untuk memisahkan kromosom sel sperma kromosom Y dari kromosom X, ketika pasangan mendambakan
bayi laki-laki, digunakan bantuan sebuah tabung yang berisi dua lapis cairan
tertentu. Cairan di bagian atas kurang pekat, sementara yang bagian bawah
pekat. Karena gaya gravitasi, sperma yang dimasukkan ke dalam tabung akan
turun. Kromosom Y yang sifat gerakannya lebih cepat akan lebih cepat pula
sampai ke lapisan cairan paling bawah. Sperma yang paling dulu turun itulah
yang akan diambil untuk diinseminasikan.
Keberhasilan pemisahan kromosom sperma X sekitar 90 – 95% sehingga
kemungkinan keberhasilan untuk mendapat anak perempuan lebih besar. Tetapi
masih ada kemungkinan sekitar 5 – 10% untuk terjadinya bayi laki-laki.
Sedangkan untuk kromosom Y, keberhasilan pemisahannya sekitar 85 – 90%. Jadi
masih ada kemungkinan gagal sekitar 5 – 15% untuk terjadinya bayi perempuan.
Beberapa metode pemisahan spermatozoa yang dapat
dilakukan adalah menggunakan kolom albumin, kecepatan sedimentasi, sentrifugasi
dengan gradient densitas percoll, motilitas dan
pemisahan elektroforesis, isoelectric focusing, teknik
manipulasi hormonal, H-Y antigen, flow sorting, dan
metode penyaringan menggunakan kolom Sephadex. Metode yang dianggap
paling valid diantara beberapa metode tersebut adalah metode kolom albumin dan
metode penyaringan menggunakan kolom Shepadex (Saili dkk., 1998).
Komentar
Posting Komentar