Kalsifikasi Tumbuhan
Dunia
tumbuhan dikelompokkan menjadi Thallophyta, Bryo phyta,Pteridophyta dan
Spermatophyta. Berikut akan dijelaskan masingmasing kelompok tumbuhan tersebut
dari yang paling rendah tingkatannya (Thallophyta) sampai dengan tumbuhan yang
paling tinggi tingkatannya (Spermatophyta). Dilihat dari ciri-ciri
karakteristik morfologi, dunia tumbuhan dikelompokkan sebagai berikut.
A.
Thallophyta
Thallophyta
merupakan tumbuhan yang paling sederhana tingkatannya dibandingkan dengan
kelompok tumbuhan yang lain. Thallophyta adalah tumbuhan bertalus, artinya
tumbuhan tersebut belum memiliki organ tubuh yang jelas, seperti akar, batang,
dan daun. Untuk melestarikan kehidupannya, tumbuhan ini mempunyai tubuh yang
sederhana tetapi memiliki fungsi yang sama dengan organ tubuh tanaman pada
umumnya.
B.
Fungi (jamur)
Berdasarkan
struktur tubuhnya, jamur digolongkan ke dalam tumbuhan tingkat rendah
(Thallophyta), tetapi jika dilihat dari ada tidaknya klorofil maka jamur
dikelompokkan tersendiri, tidak dijadikan satu kelompok dengan tumbuhan yang
lain. Jamur tidak mempunyai klorofil maka tidak dapat mensintesa sendiri
makanan yang diperlukan. Mereka mengambil dari sisa-sisa organisme dan
mencernanya dengan cara enzimatis. Karena suhu dan kelembaban yang tinggi maka
di Indonesia ditemukan banyak sekali jamur dari berbagai jenis. Jamur
dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu.
1) Oomycotina (contoh: Pithium sp,
Phytophora sp),
2) Zygomycotina (contoh Rhizopus oryzae,
Rhizopus nigricans),
3) Ascomycotina (contoh: Saccharomyces
crevice, Penicillium notatum),
4) Basidiomycotina (contoh: Volvariella
volvacea, Pucciniagraminis),
5) Deuteromycotina (contoh Chladosporium
sp, Curvularia sp).
C.
Lumut kerak (Lichenes)
Lumut
kerak merupakan simbiosis antara alga hijau (Cyanophyta) dengan jamur dari
kelompok Ascomycotina atau Basidiomycotina. Di Indonesia lumut kerak tersebar
luas lebih dari 1.000 jenis yang diketahui dari sekitar 2.500 jenis yang ada.
Biasanya tanaman simbiosis ini hidup menempel pada kulit batang tanaman, dan
dapat hidup di tempat lembap, karena alga memerlukan air untuk fotosintesis.
D.
Tumbuhan lumut (Bryophyta)
Tumbuhan
lumut susunan tubuhnya lebih kompleks dibanding dengan Thallophyta. Dalam daur
hidupnya terdapat pergantian keturunan (metagenesis) antara turunan vegetatif
dengan turunan generatif. Gametofit lebih menonjol dibanding sporofit.
Gametofit merupakan turunan vegetatif yang melekat pada substrat dengan
menggunakan rizoid. Sporofit merupakan turunan vegetatif berupa badan penghasil
spora (sporangium). Sporofit itu tumbuh pada gametosit bersifat parasit.
Habitatnya di daratan yang lembab, ada pula yang hidup sebagai epifit. Tubuhnya
tidak memiliki berkas pembuluh (vaskular seperti pembuluh xilem dan floem).
Berdasarkan struktur tubuhnya dibedakan atas lumut hati (Hepaticae) dan lumut
daun (Musci).
E.
Tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta)
Tumbuhan
paku-pakuan sudah memiliki akar, batang dan daun, sehingga tingkatannya lebih
tinggi dibanding tumbuhan lumut. Pada batang sudah terdapat jaringan pengangkut
xilem dan floem yang teratur. Seperti halnya lumut, tanaman ini dalam
reproduksinya mengalami metagenesis, turunan gametofit dan sporofitnya
bergantian. Sporofit yang bersifat autotrop merupakan tumbuhan yang sempurna,
sehingga mempunyai usia yang relatif panjang dibandingkan dengan gametofitnya.
Generasi gametofitnya berupa protalium, merupakan tumbuhan yang tidak sempurna
walaupun bersifat autotrop. Oleh karena itu, usianya relatif pendek. Ciri
morfologis yang tampak adalah ujung daun yang masih muda terlihat menggulung.
Embrionya berkutub dua (bipolar), sedangkan tumbuhan dewasanya berkutub satu
(monopolar). Tumbuhan paku-pakuan dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang
lembap dan ada beberapa jenis paku-pakuan yang dapat hidup di dalam air.
F.
Spermatophyta
Dilihat
dari struktur tubuhnya, anggota Spermatophyta merupakan tumbuhan tingkat tinggi.
Organ tubuhnya lengkap dan sempurna, sudah terlihat adanya perbedaan antara
akar, batang dan daun yang jelas atau sering disebut dengan tumbuhan berkormus (Kormophyta).
Sporofit merupakan tanaman yang utama, sedangkan gametofitnya merupakan bagian
tanaman yang nantinya akan mereduksi. Tumbuhan yang menjadi anggota
Spermatophyta menggunakan biji sebagai alat reproduksi, melalui fertilisasi antara
spermatozoid yang dibentuk dalam kepala sari dengan ovum dalam kandung lembaga.
Hasil fertilisasi akan disimpan dalam biji yang dilindungi oleh kulit biji dan akan
disuplai nutrisi dari endosperm (cadangan makanan). Berdasarkan kondisi
bijinya, Spermatophyta digolongkan menjadi tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
1.
Gymnospermae
Ciri
morfologi tumbuhan ini adalah berakar tunggang, daun sempit, tebal dan kaku,
biji terdapat dalam daun buah (makrosporofil) dan serbuk sari terdapat dalam
bagian yang lain (mikrosporofil), daun buah penghasil dan badan penghasil
serbuk sari terpisah dan masingmasing disebut dengan strobillus. Ciri-ciri
anatominya memiliki akar dan batang yang berkambium, akar mempunyai kaliptra,
batang tua dan batang muda tidak mempunyai floeterma atau sarung tepung, yaitu
endodermis yang mengandung zat tepung. Pembuahan tunggal dan selang waktu antara
penyerbukan dengan pembuahan relatif lama. Berkas pembuluh angkut belum
berfungsi secara sempurna berupa trakeid. Yang termasuk golongan ini adalah
Cycas rumphii (pakis haji), Ginko opsida (ginko).
2.
Angiospermae
Tanaman
angiospermae mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut mempunyai bunga yang
sesungguhnya, bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan daun yang bervariasi,
bakal biji tidak tampak terlindung dalam daun buah atau putik, terjadi
pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endosperm berlangsung dalam waktu yang
hampir bersamaan. Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas berdasarkan keping biji
(kotiledon), adalah sebagai berikut.
a)
Monokotiledon,
yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji tunggal. Contohnya kelapa (Cocos
nucifera), melinjo (Gnetum gnemon).
b)
Dikotiledon,
yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji dua. Contohnya petai (Parkia
speciosa), cabe rawit (Capsicum frustescens).
Tabel perbedaan
morfologi dan anatomi monokotiledon dengan dikotiledon.
PEMBEDA
|
MONOKOTIL
|
DIKOTIL
|
Kotiledon
|
Satu
Buah
|
Dua
Buah
|
Sistem
Perakaran
|
Serabut
|
Tunggang
|
Kambium
|
Tidak
Berkambium
|
Berkambium
|
Tulang
Daun
|
Sejajar/Melengkung
|
Menyirip/Menjari
|
Jumlah
Bagian Bunga
|
Kelipatan
Tiga
|
Kelipatan
Empat/Lima
|
Keadaan
Biji Setelah Berkecambah
|
Tetap Utuh
|
Terbelah Dua
|
Kaliptra
|
Punya
Kaliptrogen
|
Tidak
Punya Kaliptrogen
|
Batang
|
Berbuku/Beruas
|
Bercabang
|
Komentar
Posting Komentar